|
Foto: Dok. OH Entertaintment |
Seorang Ibu, bagaimana pun, mestinya
tetaplah seorang Ibu – dengan segala keluar-biasaan yang menyertai kodratnya.
Sehingga, semestinya tidaklah pula mengherankan kalau dalam rangka merayakan
peringatan Hari Ibu, para Ibu yang luar biasa ini mengisinya dengan kegiatan
yang luar biasa pula. Dan para Ibu luar biasa itu ialah, Otty Hari Chandra Ubayani, selaku owner OH Entertainment yang
menyelenggarakan sebuah pagelaran yang diberi titel Gebyar Hari Ibu, dan para pendukung acaranya yang merupakan
tokoh-tokoh perempuan yang luar biasa – yang antara lain ialah Mien Uno dan Vina Panduwinata, serta para ibu lainnya yang juga turut
memeriahkan jalannya acara.
|
Foto: Dok. OH Entertaintment |
Gebyar Hari Ibu digelar di Nusantara Garden, The
Dharmawangsa Hotel, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Rabu malam, 21
Desember 2016. Acara ini berlangsung meriah dan sukses berkat dukungan dari
beberapa sponsor dan mitra acara, yang salah satunya ialah Koptela 383 (Koperasi Teladan 383). Hal itu menjadi bukti dukungan
dan apresiasi Koptela 383 terhadap kegiatan yang membawa misi positif. Dengan
harapan, agar setiap aktivitas yang bertujuan untuk mendorong semangat
membangun mentalitas positif bisa terlaksana dengan baik, serta memberi manfaat
nyata bagi kehidupan dan bangsa.
|
Foto: Dok. OH Entertaintment |
Acara ini dirancang dan
diselenggarakan oleh para Ibu sebagai apresiasi bagi ibu-ibu Indonesia, yang – sebagai
Ibu – telah melahirkan dan mendidik generasi muda sebagai penerus bangsa,
dengan segala daya yang dimiliki dan dengan setulus-tulus pengabdian. Dan
apa-apa yang ditampilkan dalam pagelaran Gebyar Hari Ibu ini memperlihatkan
secara nyata, bahwa kiprah seorang Ibu sungguh luar biasa, baik di dalam rumah
tangganya maupun di masyarakat luas.
Harpa dan Biola di Ruang Makan
|
Foto: Dok. OH Entertaintment |
Pukul 19.00 acara diawali dengan
santap malam. Di ruang makan, dihidangkan bagi para undangan suatu menu
campuran antara menu lokal dan internasional, seperti nasi liwet, es puter,
salad, salmon, dan lain-lain. Yang istimewa ialah, sementara para tamu
bersantap, pemain harpa dan biola yang ditempatkan di tengah ruangan, mengisi
suasana dengan permainan mereka yang indah, membawakan lagu-lagu yang bernuansa
lembut dan tenang. Kehadiran dua musisi perempuan yang melantunkan irama-irama
indah dengan harpa dan biola mereka itu benar-benar menyatu dengan suasana,
sehingga perlu waktu beberapa saat untuk akhirnya orang-orang menyadari
keberadaan mereka di tengah ruang makan itu.
|
Foto: Dok. OH Entertaintment |
Sayangnya, keasyikan para undangan dalam
bersantap malam dan berpotret di fotowall
membuat mulainya acara jadi sedikit mundur. Rencana pembukaan acara yang
semestinya berlangsung pada pukul 19.30, mundur hingga pukul 20.00. Namun hal
tersebut bisa dibilang tak dirasakan oleh para undangan, karena kebanyakan
mereka memang masih asyik di ruang makan, atau berpose dengan teman-teman di fotowall, dan selain itu – juga banyak
yang belum datang.
Boleh dibilang, tempat duduk di ruang
acara masih kosong sampai akhirnya panitia acara memanggil para undangan untuk
memasuki ruang acara. Dan sementara para undangan mulai memasuki ruang acara, serta
mengisi tempat duduk yang mengepung panggung, pembawa acara – Ingrid Widjanarko dan Sandro Tobing – langsung menyapa para
tamu dan membuka acara. Tanpa berpanjang-panjang kata, pembawa acara segera
memanggil pengisi acara pertama, yaitu Mien Uno – pendiri lembaga pendidikan Duta Bangsa, yang akan memberikan
kursus singkat mengenai Etika Public Speaking kepada semua yang
hadir.
Mien dan Sandiaga Uno
|
Foto: Thamrin Mahesarani |
Mengawali penampilannya, Mien Uno
mengundang anaknya – Sandiaga Uno,
yang menyempatkan hadir, untuk naik ke panggung dan mendampinginya. Kesempatan itu
dimanfaatkan oleh Sandiaga Uno untuk memperkenalkan siapa dirinya – ini tentu
berkaitan dengan pencalonan dirinya sebagai Wakil Gubernur DKI, dan juga
mengucapkan selamat Hari Ibu kepada ibundanya – Mien Uno. Turun dari panggung, tak
berapa lama kemudian, sementara ibundanya sedang menyampaikan materi kursusnya
kepada para undangan, Sandiaga Uno pun meninggalkan tempat acara.
|
Foto: Thamrin Mahesarani |
Banyak ilmu yang dituangkan oleh Mien
Uno dalam kursus singkat yang porsi waktunya hanya setengah jam. Berdasarkan pengalamannya
sebagai pendidik sejak tahun 1956, Mien Uno membagi pengetahuannya mengenai
modal dasar seorang ibu, yang ia sebut sebagai Tulang Punggung Bangsa – karena dari ibulah terlahirnya generasi
bangsa, yaitu bahwa seorang ibu haruslah memiliki 3B, yakni Behavior
– memiliki perilaku positif dan baik, Brain – memiliki kecerdasan
emosional dan sosial yang tinggi, dan Beauty – memiliki kecantikan dan
kesehatan luar dalam.
|
Foto: Thamrin Mahesarani |
Sedangkan untuk ilmu Etika Public Speaking, Mien Uno menekankan
pada pentingnya sikap yang layak, dalam artian berpenampilan baik, bicara
dengan cara yang baik – tidak tergesa-gesa namun juga tak terlalu lambat, dan
menghormati audiensnya dengan semestinya. Namun di atas segalanya, ia
menekankan agar dalam berbicara kita selalu berpegang pada kejujuran,
ketulusan, dan menjaga integritas. Selebihnya ialah kesiapan kita untuk tampil.
Sebagai ungkapan rasa terima kasihnya
kepada Otty, yang telah menyelenggarakan acara untuk memperingati Hari Ibu –
yang menurutnya, akhir-akhir ini sudah jarang dilakukan, Mien Uno memberikan
dua buah buku karyanya kepada Otty.
Parade Busana Rancangan OH Boutique
|
Foto: Dok. OH Entertainment |
Sebelum memasuki acara berikutnya, terlebih
dahulu dilakukan pengundian lucky draw,
yaitu untuk mencari dua orang yang beruntung – yang akan memenangkan hadiah
berupa voucher perawatan kulit bernilai belasan juta rupiah dari sponsor acara.
Dan keberuntungan itu diraih, secara adil, oleh laki-laki dan perempuan. Yang laki-laki
memenangkan hadiah pertama dan yang perempuan mendapatkan hadiah kedua.
|
Foto: Dok. OH Entertainment |
Fashion Show yang menampilkan busana-busana rancangan OH Boutique dibuka dengan tampilnya
enam penari yang membawa dupa menyala, yang menyebarkan aroma semerbak ke
seantero ruangan. Sementara dari belakang panggung keluar seorang peragawati – untuk
kemudian berpose sebagai latar belakang. Ketika keenam penari beranjak masuk,
ke belakang panggung, sang peragawati pun mulai beraksi – melangkah di atas catwalk dengan anggun, memeragakan
busana rancangan OH Boutique. Dan selanjutnya, satu demi satu peragawati dan
peragawan – yang jumlahnya 20 orang lebih – bergantian mengisi panggung
peragaan busana.
Di tengah acara peragaan busana, tampil
dua penari berkostum gemerlap dan bersayap emas menampilkan tarian yang indah –
seperti tarian burung Cenderawasih. Setelah kedua penari masuk, panggung
peragaan kembali diisi oleh para peraga busana, yang menampilkan
koleksi-koleksi busana pria dan wanita dari OH Boutique. Dan seperti biasa,
peragaan busana ditutup dengan penyampaian buket bunga kepada Otty Hari Chandra
Ubayani selaku pemilik OH Boutique.
|
Foto: Dok. OH Entertainment |
Semua peragawan dan peragawati keluar
dan memenuhi panggung, lalu Otty dipanggil untuk naik ke panggung buat menerima
buket bunga. Setelah Otty menerima buket bunga dan berfoto di tengah para
peraga busana rancangan butiknya, acara dilanjutkan dengan penyerahan R Award
kepada para perempuan berprestasi. Dan setelah itu, juga dilakukan launching
buku Aku adalah Ibu – yang ditulis
oleh R Magazine, serta penandatanganan peresmian peluncuran R Magazine oleh Mien
Uno dan Otty.
Bernyanyi Bersama Vina Panduwinata
|
Foto: Dok. OH Entertainment |
Puncak acara terakhir ialah penampilan
“Si Burung Camar” Vina Panduwinata. Dengan rambut disanggul tinggi, Vina tampil
dengan sangat mengesankan. Selain olah vokalnya yang masih tetap prima, gaya panggung
dan interaksinya dengan penonton juga sangat menyenangkan. Vina membuka
penampilannya dengan menyanyikan sepotong lagu tentang kasih ibu, lalu ia masuk
pada lagu pertama andalannya, Biru –
dari album pertamanya yang menyandang titel sama, Biru.
|
Foto: Dok. OH Entertainment |
Mengingat kebanyakan undangan yang
hadir adalah kalangan dari usia setengah baya, yang tumbuh bersama lagu-lagu
populer Vina Panduwinata, maka tak ada satu lagu pun yang dibawakan Vina yang
tidak diikuti oleh nyanyian penonton. Sehingga pementasan Vina malam itu bisa
juga dibilang sebagai karaokean bersama Vina Panduwinata. Dan itu membuat Vina jadi
bersemangat dan terlihat bahagia hadir di acara itu.
|
Foto: Dok. OH Entertainment |
Namun, tentu saja pesta ada akhirnya. Maka
setelah membawakan lima lagu populer andalannya yaitu, Biru, Burung Camar,
Surat Cinta, Aku Makin Cinta, dan Di Dadaku Ada Kamu, serta selingan satu lagu
barat – Can’t Help Falling in Love, dan ditutup dengan lagu Thank You for You
All, Vina mengakhiri penampilannya. Tapi sebelum Vina turun dari panggung, para
peragawan dan peragawati kembali masuk memenuhi panggung, kemudian Vina dan
Otty tampil bersama di tengah mereka dan berfoto.
Ulang tahun dan Penampilan Bintang Tamu
|
Foto: Dok. OH Entertainment |
Acara penuntas ialah penampilan
bintang-bintang tamu, antara lain Rita Dinah Kandi, Nia Daniaty, dan Machicha
Mochtar, yang diiringi oleh organ tunggal. Namun sementara menunggu para
bintang mempersiapkan diri, Sandro Tobing melantunkan lagu yang pernah
mengangkat namanya, yaitu Simphony yang
Indah, seraya mengajak penonton untuk juga ikut bernyanyi.
|
Foto: Dok. OH Entertainment |
Bintang tamu yang pertama naik
panggung ialah Rita Dinah Kandi. Namun penampilannya diseling oleh acara ulang
tahun pengurus Koptela 383, Mira, yang hari ulang tahunnya memang pada tanggal
21 Desember. Rupanya panitia sudah menyiapkan acara kejutan tersebut. Karena acara
itu dilangsungkan lengkap dengan kue ulang tahun, tiup lilin, dan potong kue,
di panggung.
|
Tiup lilin ulang tahun Mira. /Foto: Dok. OH Entertainment |
Setelah usai acara ulang tahun,
barulah Nia Daniaty naik ke panggung dan kemudian diikuti oleh Machicha
Mochtar. Namun sayang, karena pembukaan acara agak mundur waktunya, maka waktu
buat mereka tampil jadi terbatas. Sebab, tepat pukul 23.00 acara harus sudah
berakhir. Akibatnya, di saat Machicha Mochtar sedang asyik menampilkan
kebolehannya berdangdut dan mengajak penonton berjoget, Sandro Tobing memberi
isyarat agar acara segera disudahi.
|
Foto: Dok. OH Entertainment |
Sebuah acara yang penuh dengan isi dan
gemerlap, dipersembahkan bagi para ibu Indonesia yang telah dengan gigih dan
penuh pengabdian menjalankan perannya, seperti yang diungkapkan Otty, “Ini untuk mengingatkan kembali betapa
pentingnya peranan ibu bagi kita semua. Diperuntukkan bagi kita semua, para
ibu, yang telah berjuang dalam hidupnya. Ibu punya jasa yang besar dalam
keluarga dan juga negara. Makanya kita kemas acara ini untuk mengapresiasi
peran besar para ibu. Semua wanita yang hadir berkebaya, dan juga diberi
pengetahuan mengenai bagaimana bersikap yang baik, mudah-mudahan ke depannya
bangsa ini bisa lebih baik lagi.”
Sekilas Tentang
Hari Ibu
|
Foto: Dok. OH Entertainment |
Peringatan Hari Ibu di dunia
internasional diinspirasi oleh Anna Jarvis (1864-1948), yang pada tahun 1908
mengadakan peringatan Hari Ibu atas kematian ibunya di Grafton, West Virginia,
Amerika Serikat. Pada tahun yang sama, 1908, Kongres Amerika Serikat menolak
proposal untuk menjadikan Hari Ibu sebagai hari libur nasional. Namun tiga
tahun kemudian, 1911, seluruh negara bagian di Amerika Serikat menjadikan Hari
Ibu sebagai hari libur. Dan tiga tahun berikutnya, 1914, Woodrow Wilson
menandatangani deklarasi untuk menjadikan Hari Ibu sebagai hari libur nasional di
Amerika Serikat.
|
Foto: Dok. OH Entertainment |
Di Indonesia, sebenarnya peringatan
Hari Ibu tidaklah berkaitan dengan Hari Ibu yang dipelopori oleh Anna Jarvis. Sebab
Hari Ibu yang diperingati di dunia internasional tidak seragam waktunya. Ada
yang pada bulan Februari, Maret, April, Mei, Juni, bahkan Oktober dan November.
Namun tidak ada yang menetapkan Hari Ibu pada bulan Desember, kecuali Indonesia
– dengan waktu tepatnya pada 22 Desember.
|
Otty Hari Chandra Ubayani. /Foto: Dok. OH Entertainment |
Dan dari mana asal-usul tanggal 22
Desember itu? Ternyata, penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu itu ialah
untuk merayakan Semangat Perempuan Indonesia dan untuk Meningkatkan Kesadaran
Berbangsa dan Bernegara. Sebab peringatan Hari Ibu tersebut ternyata berkaitan
dengan gaung semangat Sumpah Pemuda dan lantunan lagu Indonesia pada 28 Oktober
1928, yang saat itu digelorakan dalam Kongres Pemuda Indonesia. Dan semangat
kebangsaan itu, rupanya menggugah para pimpinan perkumpulan kaum perempuan
untuk mempersatukan diri dalam satu wadah kesatuan wadah mandiri.
|
Bersama personil Koptela 383. /Foto: Dok. OH Entertainment |
Maka, atas prakarsa para Perempuan
Pejuang Pergerakan Kemerdekaan, digelarlah Kongres Perempuan Indonesia yang
pertama, yang dilaksanakan pada 22-25 Desember 1928, di Gedung Dalem
Jayadipuran, Yogyakarta – sekarang menjadi Kantor Balai Pelestarian Sejarah dan
Nilai Tradisional di Jalan Brigjen Katamso, Yogyakarta. Sepuluh tahun kemudian,
pada Kongres Perempuan Indonesia yang ketiga, di Bandung, dinyatakan bahwa
tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Namun baru pada ulang tahun Kongres
Perempuan Indonesia yang ke-25, Presiden Soekarno mengukuhkan tanggal 22
Desember sebagai Hari Ibu, melalui Dekrit Presiden Nomor 316 Tahun 1953.
Jadi, Hari Ibu di Indonesia tidak ada
kaitan dengan Hari Ibu yang digagas oleh Anna Jarvis di Amerika Serikat. Sebab
Hari Ibu di Indonesia dirayakan untuk memperingati Hari Kebangkitan Semangat Perempuan
Pejuang Indonesia, semangat untuk meningkatkan kesadaran dalam berbangsa dan
bernegara.
No comments:
Post a Comment