Friday, December 23, 2016

Merayakan Hari Ibu Bersama Para Ibu

Foto: Dok. OH Entertaintment
Seorang Ibu, bagaimana pun, mestinya tetaplah seorang Ibu – dengan segala keluar-biasaan yang menyertai kodratnya. Sehingga, semestinya tidaklah pula mengherankan kalau dalam rangka merayakan peringatan Hari Ibu, para Ibu yang luar biasa ini mengisinya dengan kegiatan yang luar biasa pula. Dan para Ibu luar biasa itu ialah, Otty Hari Chandra Ubayani, selaku owner OH Entertainment yang menyelenggarakan sebuah pagelaran yang diberi titel Gebyar Hari Ibu, dan para pendukung acaranya yang merupakan tokoh-tokoh perempuan yang luar biasa – yang antara lain ialah Mien Uno dan Vina Panduwinata, serta para ibu lainnya yang juga turut memeriahkan jalannya acara.
Foto: Dok. OH Entertaintment
Gebyar Hari Ibu digelar di Nusantara Garden, The Dharmawangsa Hotel, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Rabu malam, 21 Desember 2016. Acara ini berlangsung meriah dan sukses berkat dukungan dari beberapa sponsor dan mitra acara, yang salah satunya ialah Koptela 383 (Koperasi Teladan 383). Hal itu menjadi bukti dukungan dan apresiasi Koptela 383 terhadap kegiatan yang membawa misi positif. Dengan harapan, agar setiap aktivitas yang bertujuan untuk mendorong semangat membangun mentalitas positif bisa terlaksana dengan baik, serta memberi manfaat nyata bagi kehidupan dan bangsa.

Foto: Dok. OH Entertaintment
Acara ini dirancang dan diselenggarakan oleh para Ibu sebagai apresiasi bagi ibu-ibu Indonesia, yang – sebagai Ibu – telah melahirkan dan mendidik generasi muda sebagai penerus bangsa, dengan segala daya yang dimiliki dan dengan setulus-tulus pengabdian. Dan apa-apa yang ditampilkan dalam pagelaran Gebyar Hari Ibu ini memperlihatkan secara nyata, bahwa kiprah seorang Ibu sungguh luar biasa, baik di dalam rumah tangganya maupun di masyarakat luas.

Harpa dan Biola di Ruang Makan

Foto: Dok. OH Entertaintment
Pukul 19.00 acara diawali dengan santap malam. Di ruang makan, dihidangkan bagi para undangan suatu menu campuran antara menu lokal dan internasional, seperti nasi liwet, es puter, salad, salmon, dan lain-lain. Yang istimewa ialah, sementara para tamu bersantap, pemain harpa dan biola yang ditempatkan di tengah ruangan, mengisi suasana dengan permainan mereka yang indah, membawakan lagu-lagu yang bernuansa lembut dan tenang. Kehadiran dua musisi perempuan yang melantunkan irama-irama indah dengan harpa dan biola mereka itu benar-benar menyatu dengan suasana, sehingga perlu waktu beberapa saat untuk akhirnya orang-orang menyadari keberadaan mereka di tengah ruang makan itu.

Foto: Dok. OH Entertaintment
Sayangnya, keasyikan para undangan dalam bersantap malam dan berpotret di fotowall membuat mulainya acara jadi sedikit mundur. Rencana pembukaan acara yang semestinya berlangsung pada pukul 19.30, mundur hingga pukul 20.00. Namun hal tersebut bisa dibilang tak dirasakan oleh para undangan, karena kebanyakan mereka memang masih asyik di ruang makan, atau berpose dengan teman-teman di fotowall, dan selain itu – juga banyak yang belum datang.

Boleh dibilang, tempat duduk di ruang acara masih kosong sampai akhirnya panitia acara memanggil para undangan untuk memasuki ruang acara. Dan sementara para undangan mulai memasuki ruang acara, serta mengisi tempat duduk yang mengepung panggung, pembawa acara – Ingrid Widjanarko dan Sandro Tobing – langsung menyapa para tamu dan membuka acara. Tanpa berpanjang-panjang kata, pembawa acara segera memanggil pengisi acara pertama, yaitu Mien Uno – pendiri lembaga pendidikan Duta Bangsa, yang akan memberikan kursus singkat mengenai Etika Public Speaking kepada semua yang hadir.

Mien dan Sandiaga Uno

Foto: Thamrin Mahesarani
Mengawali penampilannya, Mien Uno mengundang anaknya – Sandiaga Uno, yang menyempatkan hadir, untuk naik ke panggung dan mendampinginya. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Sandiaga Uno untuk memperkenalkan siapa dirinya – ini tentu berkaitan dengan pencalonan dirinya sebagai Wakil Gubernur DKI, dan juga mengucapkan selamat Hari Ibu kepada ibundanya – Mien Uno. Turun dari panggung, tak berapa lama kemudian, sementara ibundanya sedang menyampaikan materi kursusnya kepada para undangan, Sandiaga Uno pun meninggalkan tempat acara.

Foto: Thamrin Mahesarani
Banyak ilmu yang dituangkan oleh Mien Uno dalam kursus singkat yang porsi waktunya hanya setengah jam. Berdasarkan pengalamannya sebagai pendidik sejak tahun 1956, Mien Uno membagi pengetahuannya mengenai modal dasar seorang ibu, yang ia sebut sebagai Tulang Punggung Bangsa – karena dari ibulah terlahirnya generasi bangsa, yaitu bahwa seorang ibu haruslah memiliki 3B, yakni Behavior – memiliki perilaku positif dan baik, Brain – memiliki kecerdasan emosional dan sosial yang tinggi, dan Beauty – memiliki kecantikan dan kesehatan luar dalam.

Foto: Thamrin Mahesarani
Sedangkan untuk ilmu Etika Public Speaking, Mien Uno menekankan pada pentingnya sikap yang layak, dalam artian berpenampilan baik, bicara dengan cara yang baik – tidak tergesa-gesa namun juga tak terlalu lambat, dan menghormati audiensnya dengan semestinya. Namun di atas segalanya, ia menekankan agar dalam berbicara kita selalu berpegang pada kejujuran, ketulusan, dan menjaga integritas. Selebihnya ialah kesiapan kita untuk tampil.

Sebagai ungkapan rasa terima kasihnya kepada Otty, yang telah menyelenggarakan acara untuk memperingati Hari Ibu – yang menurutnya, akhir-akhir ini sudah jarang dilakukan, Mien Uno memberikan dua buah buku karyanya kepada Otty.

Parade Busana Rancangan OH Boutique

Foto: Dok. OH Entertainment
Sebelum memasuki acara berikutnya, terlebih dahulu dilakukan pengundian lucky draw, yaitu untuk mencari dua orang yang beruntung – yang akan memenangkan hadiah berupa voucher perawatan kulit bernilai belasan juta rupiah dari sponsor acara. Dan keberuntungan itu diraih, secara adil, oleh laki-laki dan perempuan. Yang laki-laki memenangkan hadiah pertama dan yang perempuan mendapatkan hadiah kedua.

Foto: Dok. OH Entertainment
Fashion Show yang menampilkan busana-busana rancangan OH Boutique dibuka dengan tampilnya enam penari yang membawa dupa menyala, yang menyebarkan aroma semerbak ke seantero ruangan. Sementara dari belakang panggung keluar seorang peragawati – untuk kemudian berpose sebagai latar belakang. Ketika keenam penari beranjak masuk, ke belakang panggung, sang peragawati pun mulai beraksi – melangkah di atas catwalk dengan anggun, memeragakan busana rancangan OH Boutique. Dan selanjutnya, satu demi satu peragawati dan peragawan – yang jumlahnya 20 orang lebih – bergantian mengisi panggung peragaan busana.

Di tengah acara peragaan busana, tampil dua penari berkostum gemerlap dan bersayap emas menampilkan tarian yang indah – seperti tarian burung Cenderawasih. Setelah kedua penari masuk, panggung peragaan kembali diisi oleh para peraga busana, yang menampilkan koleksi-koleksi busana pria dan wanita dari OH Boutique. Dan seperti biasa, peragaan busana ditutup dengan penyampaian buket bunga kepada Otty Hari Chandra Ubayani selaku pemilik OH Boutique.

Foto: Dok. OH Entertainment
Semua peragawan dan peragawati keluar dan memenuhi panggung, lalu Otty dipanggil untuk naik ke panggung buat menerima buket bunga. Setelah Otty menerima buket bunga dan berfoto di tengah para peraga busana rancangan butiknya, acara dilanjutkan dengan penyerahan R Award kepada para perempuan berprestasi. Dan setelah itu, juga dilakukan launching buku Aku adalah Ibu – yang ditulis oleh R Magazine, serta penandatanganan peresmian peluncuran R Magazine oleh Mien Uno dan Otty.

Bernyanyi Bersama Vina Panduwinata

Foto: Dok. OH Entertainment
Puncak acara terakhir ialah penampilan “Si Burung Camar” Vina Panduwinata. Dengan rambut disanggul tinggi, Vina tampil dengan sangat mengesankan. Selain olah vokalnya yang masih tetap prima, gaya panggung dan interaksinya dengan penonton juga sangat menyenangkan. Vina membuka penampilannya dengan menyanyikan sepotong lagu tentang kasih ibu, lalu ia masuk pada lagu pertama andalannya, Biru – dari album pertamanya yang menyandang titel sama, Biru.

Foto: Dok. OH Entertainment
Mengingat kebanyakan undangan yang hadir adalah kalangan dari usia setengah baya, yang tumbuh bersama lagu-lagu populer Vina Panduwinata, maka tak ada satu lagu pun yang dibawakan Vina yang tidak diikuti oleh nyanyian penonton. Sehingga pementasan Vina malam itu bisa juga dibilang sebagai karaokean bersama Vina Panduwinata. Dan itu membuat Vina jadi bersemangat dan terlihat bahagia hadir di acara itu.

Foto: Dok. OH Entertainment
Namun, tentu saja pesta ada akhirnya. Maka setelah membawakan lima lagu populer andalannya yaitu, Biru, Burung Camar, Surat Cinta, Aku Makin Cinta, dan Di Dadaku Ada Kamu, serta selingan satu lagu barat – Can’t Help Falling in Love, dan ditutup dengan lagu Thank You for You All, Vina mengakhiri penampilannya. Tapi sebelum Vina turun dari panggung, para peragawan dan peragawati kembali masuk memenuhi panggung, kemudian Vina dan Otty tampil bersama di tengah mereka dan berfoto.

Ulang tahun dan Penampilan Bintang Tamu

Foto: Dok. OH Entertainment
Acara penuntas ialah penampilan bintang-bintang tamu, antara lain Rita Dinah Kandi, Nia Daniaty, dan Machicha Mochtar, yang diiringi oleh organ tunggal. Namun sementara menunggu para bintang mempersiapkan diri, Sandro Tobing melantunkan lagu yang pernah mengangkat namanya, yaitu Simphony yang Indah, seraya mengajak penonton untuk juga ikut bernyanyi.

Foto: Dok. OH Entertainment
Bintang tamu yang pertama naik panggung ialah Rita Dinah Kandi. Namun penampilannya diseling oleh acara ulang tahun pengurus Koptela 383, Mira, yang hari ulang tahunnya memang pada tanggal 21 Desember. Rupanya panitia sudah menyiapkan acara kejutan tersebut. Karena acara itu dilangsungkan lengkap dengan kue ulang tahun, tiup lilin, dan potong kue, di panggung.

Tiup lilin ulang tahun Mira. /Foto: Dok. OH Entertainment
Setelah usai acara ulang tahun, barulah Nia Daniaty naik ke panggung dan kemudian diikuti oleh Machicha Mochtar. Namun sayang, karena pembukaan acara agak mundur waktunya, maka waktu buat mereka tampil jadi terbatas. Sebab, tepat pukul 23.00 acara harus sudah berakhir. Akibatnya, di saat Machicha Mochtar sedang asyik menampilkan kebolehannya berdangdut dan mengajak penonton berjoget, Sandro Tobing memberi isyarat agar acara segera disudahi.

Foto: Dok. OH Entertainment
Sebuah acara yang penuh dengan isi dan gemerlap, dipersembahkan bagi para ibu Indonesia yang telah dengan gigih dan penuh pengabdian menjalankan perannya, seperti yang diungkapkan Otty, “Ini untuk mengingatkan kembali betapa penting­nya peranan ibu bagi kita semua. Diperuntukkan bagi kita semua, para ibu, yang telah berjuang dalam hidupnya. Ibu punya jasa yang besar dalam keluarga dan juga negara. Makanya kita kemas acara ini untuk mengapresiasi peran besar para ibu. Semua wanita yang hadir berkebaya, dan juga diberi pengetahuan mengenai bagaimana bersi­kap yang baik, mudah-mudahan ke depannya bangsa ini bisa lebih baik lagi.”

Sekilas Tentang Hari Ibu

Foto: Dok. OH Entertainment
Peringatan Hari Ibu di dunia internasional diinspirasi oleh Anna Jarvis (1864-1948), yang pada tahun 1908 mengadakan peringatan Hari Ibu atas kematian ibunya di Grafton, West Virginia, Amerika Serikat. Pada tahun yang sama, 1908, Kongres Amerika Serikat menolak proposal untuk menjadikan Hari Ibu sebagai hari libur nasional. Namun tiga tahun kemudian, 1911, seluruh negara bagian di Amerika Serikat menjadikan Hari Ibu sebagai hari libur. Dan tiga tahun berikutnya, 1914, Woodrow Wilson menandatangani deklarasi untuk menjadikan Hari Ibu sebagai hari libur nasional di Amerika Serikat.

Foto: Dok. OH Entertainment
Di Indonesia, sebenarnya peringatan Hari Ibu tidaklah berkaitan dengan Hari Ibu yang dipelopori oleh Anna Jarvis. Sebab Hari Ibu yang diperingati di dunia internasional tidak seragam waktunya. Ada yang pada bulan Februari, Maret, April, Mei, Juni, bahkan Oktober dan November. Namun tidak ada yang menetapkan Hari Ibu pada bulan Desember, kecuali Indonesia – dengan waktu tepatnya pada 22 Desember.

Otty Hari Chandra Ubayani. /Foto: Dok. OH Entertainment
Dan dari mana asal-usul tanggal 22 Desember itu? Ternyata, penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu itu ialah untuk merayakan Semangat Perempuan Indonesia dan untuk Meningkatkan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara. Sebab peringatan Hari Ibu tersebut ternyata berkaitan dengan gaung semangat Sumpah Pemuda dan lantunan lagu Indonesia pada 28 Oktober 1928, yang saat itu digelorakan dalam Kongres Pemuda Indonesia. Dan semangat kebangsaan itu, rupanya menggugah para pimpinan perkumpulan kaum perempuan untuk mempersatukan diri dalam satu wadah kesatuan wadah mandiri.

Bersama personil Koptela 383. /Foto: Dok. OH Entertainment
Maka, atas prakarsa para Perempuan Pejuang Pergerakan Kemerdekaan, digelarlah Kongres Perempuan Indonesia yang pertama, yang dilaksanakan pada 22-25 Desember 1928, di Gedung Dalem Jayadipuran, Yogyakarta – sekarang menjadi Kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional di Jalan Brigjen Katamso, Yogyakarta. Sepuluh tahun kemudian, pada Kongres Perempuan Indonesia yang ketiga, di Bandung, dinyatakan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Namun baru pada ulang tahun Kongres Perempuan Indonesia yang ke-25, Presiden Soekarno mengukuhkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu, melalui Dekrit Presiden Nomor 316 Tahun 1953.

Jadi, Hari Ibu di Indonesia tidak ada kaitan dengan Hari Ibu yang digagas oleh Anna Jarvis di Amerika Serikat. Sebab Hari Ibu di Indonesia dirayakan untuk memperingati Hari Kebangkitan Semangat Perempuan Pejuang Indonesia, semangat untuk meningkatkan kesadaran dalam berbangsa dan bernegara. 

No comments:

Post a Comment